Godaan Nikmat Bu Likha


Kali in saya berikan cerita dewasa yaitu Cerita Panas Bersama Bu Likha.. Beberapa hari ini ada yang di rasa mengganggu . Setiap kali membuka jendela kamar kos , bukan udara segar yang ku dapat tetapi sederetan baju basah yang habis di cuci dan di jemur.. Jarak antara jendela dengan jemuran juga sangat dekat hingga aku bisa mencium bau detergent yang di pakai mencuci baju-baju yang di jemur karena bau nya masuk ke dalam kamar . 

Kalau cuma baju aku nggak begitu peduli dan bisa memaklumi.. Kamar kost tempat aku tinggal memang berada di kampung yang padat penduduk hingga sulit mendapatkan tanah longgar kendati hanya untuk tiang jemuran . Tetapi dua hari lalu , cucian basah yang berada persis di depan jendela kamar ku berupa celana dalam perempuan dan BH.. Aku sampai menutup pintu kembali gara-gara di suguhi pemandangan itu . 

Kalau celana dalam yang di pajang G string atau janis lain yang biasa di pakai murid-murid perempuan di sekolah ku , mungkin aku nggak keberatan.. Setidak nya bisa untuk membayangkan hal-hal yang menggairahkan saat mau beronani karena kadang aku suka melakukan nya kalau lagi horny . Tetapi ini , sudah warna nya pudar dan berukuran besar , juga kendor karena kelewat sering di pakai . 

Celana dalam dan BH itu pasti milik Bu Likha , istri Pak Rokhim . Beberapa hari lalu memang ku lihat Bu Likha menyuruh Kang Sarno tetangga sebelah yang lain membuat tiang jemuran . Rupa nya gara-gara tanah kosong di belakang rumah nya hendak di bangun oleh pemilik nya , ia harus memindahkan lokasi jemuran nya.. Aku tidak bisa protes karena tempat jemuran yang sekarang masih merupakan tanah milik Pak Rokhim . 

Pak Rokhim , pria berusia 54 tahun bekerja sebagai tukang kayu dengan beberapa anak buah.. Namun sejak enam bulan terakhir , karena mengalami kecelakaan saat bekerja , tulang punggung nya mengalami cedera sangat serius hingga mengalami kelumpuhan dan mata nya berangsur menjadi rabun dan mengalami kebutaan . Untung Bu Likha sebagai tukang jahit pakaian wanita punya banyak pelanggan 

hingga meski suami nya tak lagi bisa mencari nafkah , masih memiliki sumber penghasilan . Pak Rokhim dan Bu Likha hanya memiliki satu anak , Mbak Lasmi.. Tapi setelah menikah ikut suami nya ke Jakarta . Tidak ada nya anak yang harus di biayai membuat Bu Likha tidak terlalu berat membiayai hidup meski hanya mengandalkan upah menjahit yang di terima nya.. Sejak aku masih kelas I SMA dan menempati tempat kost itu , 

aku cukup akrab dengan Pak Rokhim . Kalau malam biasa nya suka main catur berdua di rumah nya sambil menikmati teh dan kue yang di sediakan Istri nya.. Malah Pak Rokhim sering memberi ku rokok kalau lagi banyak borongan . Namun sejak ia lumpuh setelah kecelakaan , ia sudah tidak mampu lagi main catur karena hanya bisa berbaring . Tetapi aku masih sering datang untuk sekadar ngobrol dan memberi nya semangat . 

Atau sekadar berbagai satu dua batang rokok , kalau baru dapat kiriman uang dari kampung.. Sejak mengalami lumpuh , Pak Rokhim tidak lagi tidur di kamar nya tetapi di tempatkan di dipan di ruang tamu hingga aku bisa leluasa main . Seperti yang ku lakukan sore itu , sebungkus rokok murahan ku berikan kepada nya sambil membantu menyalakan nya agar Pak Rokhim bisa segera menikmati nya . 

“ Bu Likha mana Pak , kok sepi ” kata ku setelah duduk di kursi di dekat tempat Pak Rokhim berbaring . “ Lagi nganter jahitan.. Eh itu ada jagung rebus kalau mau , Teh manis nya nanti nyusul kalau istri ku datang ” ujar nya . “ Iya Pak , terima kasih.. Saya baru saja makan ” . Tidak terlalu lama Bu Likha datang.. Melihat aku asyik berbincang dengan suami nya , ia langsung masuk ke dalam membuatkan minum dan menyuguhkan nya pada ku . 

Tetapi saat hendak menaruh cangkir di meja , tangan wanita itu tersundut bara api rokok yang di pegang suami nya.. Ia kaget dan memekik hingga cangkir yang di pegang nya terjatuh . Bahkan enam buah jagung rebus yang ada di atas piring ikut terjatuh dan terserak di lantai.. Bu Likha menggerutu dan menyalahkan suami nya yang mengacung-acungkan rokok nya hingga membuat nya tersundut . 

Terbungkuk-bungkuk wanita itu berusaha membersihkan lantai dari tumpahan teh manis dan kepingan cangkir yang pecah.. Aku membantu nya mengumpulkan jagung-jagung rebus yang ikut terjatuh . Saat itu , tanpa sengaja ku lihat tetek Bu Likha . Aku melihat nya karena ia dalam posisi membungkuk , padahal daster yang di pakai nya tidak terkancing sempurna.. Jarak ku sangat dekat dengan dia karena aku ada di depan nya .  

Tetek nya tergolong besar meski agak kendur.. Ia juga tidak memakai kutang , Pentil-pentil nya tampak menonjol coklat kehitaman . Aku terpana dan menelan ludah melihat pemandangan itu.. Tak ku sangka tetek wanita seusia Bu Likha masih merangsang . Bentuk nya mirip buah pepaya yang menggelantung.. Tanpa sungkan aku terus menatapi buah dada wanita itu . 

Aku leluasa melakukan nya karena Pak Rokhim kendati berada di dekat ku , mata nya sudah tidak bisa melihat . Dan posisi Bu Solikha membungkuk mengepel lantai hingga tidak mungkin mengetahui kekurangajaran ku.. Kontol ku langsung menggeliat dan menegang . Berkali-kali aku menelan ludah karena kerongkongan yang seperti tercekat menahan gairah.. Apa lagi saat tetek besar wanita itu berguncang-guncang lembut 

karena gerakan tubuh pemilik nya yang tengah mengepel lantai.. Aku sering melihat gambar wanita telanjang yang di ambil dari internet mau pun adegan di film BF . Namun melihat langsung ternyata jauh lebih merangsang.. Ingin rasa nya meraih tetek Bu Solikha untuk meremas dan merasakan kehangatan nya . Atau mengulum pentil-pentil nya.. Ah.. Saat angan ku tengah melayang jauh sambil terus menatapi tetek besar itu , 

Bu Likha berhenti dari pekerjaan nya membersihkan lantai.. Membuat ku terperanjat karena ia sempat memergoki ku yang tengah menatapi buah dada nya . Mata ku memang tengah benar-benar tertuju ke bagian daster nya yang tidak terkancing dan menatapi lekat-lekat buah dada nya.. Aku tidak bisa mengelak kalau ia sampai marah dan menuduh ku bersikap kurang ajar . 

Tetapi tidak.. Istri Pak Rokhim memang sempat memeriksa kancing daster nya yang terbuka . Tetapi bukan nya marah , ia malah melontarkan senyum pada ku.. Senyum yang tak ku mengerti makna nya.. Ia juga tidak berusaha mengancingkan daster nya . Bahkan sebelum meninggalkan ruang tamu , kembali ia melempar senyum . Senyum yang semakin tak ku ketahui maksud nya . 

Sepeninggal Bu Likha , seperti biasa Pak Rokhim menanyai berbagai hal tentang sekolah ku.. Soal kapan ujian , melanjutkan ke perguruan tinggi mana dan beberapa pertanyaan lain khas pertanyaan orang tua.. Aku menjawab sekena nya untuk menyenangkan hati pria malang itu.. Sebab bayang-bayang tetek besar Bu Likha , istri nya seakan melekat dan terpatri dalam benak ku . 

Dua tahun lebih bergaul dengan Pak Rokhim , aku tak pernah memiliki perhatian khusus terhadap Bu Likha . Ia bahkan ku anggap sebagai ibu karena kebaikan nya sering menyediakan teh manis dan berbagai panganan saat aku masih sering main catur dengan suami nya.. Aku juga sering membawakan oleh-oleh hasil panen dari kampung seperti kacang tanah , jagung dan bahkan beras . 

Tetapi kini setelah berkesempatan melihat tetek besar nya , ketertarikan ku pada nya lebih bersifat seksual . Bu Likha kembali ke ruang depan membawakan teh manis untuk menggantikan yang tadi terbuang . Ia memilih berjalan memutar saat hendak menaruh nya di meja.. Mungkin untuk menghindari agar tidak kembali tersundut bara api rokok suami nya . Dan ternyata , kancing daster nya masih tetap terbuka . 

Hingga saat ia menunduk , dapat ku lihat kembali tetek besar nya . Bahkan seperti sengaja berlama-lama , setelah menaruh cangkir dan menungkan teh , jagung-jagung rebus yang sudah ada di atas piring di ambil dan di tata nya ulang.. Ia seperti memberi ku kesempatan untuk bisa melihat lebih lama buah pepaya milik nya di balik daster nya yang terbuka . Kalau tidak ada Pak Rokhim mungkin aku sudah nekad . 

Nekad mengulurkan tangan dan meremas gemas tetek nya.. Kontol ku kembali tegang setelah sempat mengendur . Namun yang membuat ku semakin panas-dingin adalah setelah Bu Likha duduk menghadapi mesin jahit nya.. Sebab yang di suguhkan nya kali ini jauh lebih mengundang.. Daster nya tersingkap ke atas dan kedua kaki nya membuka lebar . Aku bisa melihat jelas kedua kaki nya sampai ke pangkal paha 

bahkan juga celana dalam dan selangkangan nya.. Posisi mesin jahit tempat Bu Likha bekerja , memang menghadap ke arah dipan tempat tidur Pak Rokhim yang juga menjadi tempat aku duduk di di pinggiran nya . Jarak nya hanya sekitar 2 meter.. Sulit untuk menghindari pemandangan menggairahkan yang ku yakin sengaja di pertontonkan oleh wanita itu . Di selangkangan nya , tepat di antara dua pangkal paha nya , 

ada bagian yang tampak cembung membusung.. Tertutup celana dalam . Ya celana dalam yang pernah ku lihat karena pernah di jemur dekat jendela kamar ku.. Warna nya sudah kusam dan pudar hingga sulit di kenali warna asli nya sewaktu masih baru . Tetapi kali ini menjadi sangat menarik di mata ku . Bisa ku bayangkan bentuk memek Bu Likha yang tembem menggunduk.. 

Sesuai bentuk tubuh nya yang montok , paha Bu Likha terlihat membulat besar.. Namun masih lumayan mulus dan nampak masih cukup liat . Ada memang sedikit lipatan-lipatan mendekati bagian pangkal paha , Maklum usia nya sudah separuh abad dan sudah memiliki cucu . Ku yakin ia tahu ke mana mata ku selalu menatap.. Tetapi seperti nya ia cuek saja , asyik dengan perkerjaan nya menjahit . 

Seakan sengaja menyuguhkan nya untuk ku.. Sore itu , hujan yang semula hanya gerimis kecil mulai deras.. Sesekali terdengar bunyi guruh menggemuruh membahana . Pak Rokhim setelah menghabiskan dua batang rokok ku lihat tertidur.. Aku tahu dari dengkur nya yang mulai ku dengar . Kini aku menjadi lebih bebas dengan tidur nya Pak Rokhim.. Bebas menatapi paha istri nya yang terbuka dan busungan memek nya 

yang tercetak pada celana dalam yang di pakai nya.. Aku jadi ingat adegan di film BF yang di pinjam dari Rofiq , teman ku . Seorang wanita bule sepantaran Bu Likha , malah mungkin lebih tua , melakukan adegan seks dengan anak laki-laki yang lebih pantas menjadi cucu nya.. Adegan nya di mulai dari anak laki-laki itu kepergok tengah mengintip saat sang wanita tetangga nya mandi . 

Oleh perempuan tua itu di ajak nya masuk dan akhir nya di ajari bermain mesum.. Aksi seks kedua nya benar-benar hot . Setelah saling meraba , bocah bule yang masih ingusan menjilati memek nenek bule yang bentuk nya sudah amburadul.. Tetapi sang bocah terlihat sangat menikmati . Bahkan kelentit wanita itu di cerucupi dengan lahap hingga perempuan itu menjadi kelojotan sampai akhir nya 

sang bocah menindih dan memasukan kontol nya yang lumayan gede ke memek pasangan nya . Saat melihat adegan itu dalam film BF , aku tidak begitu terangsang.. Namun kini , baru melihat celana dalam Bu Likha dan membayangkan yang ada di balik celana dalam itu kontol ku benar-benar makin mengeras . Untung aku memakai celana trainning berbahan kaos , hingga meski pun celana yang ku pakai cukup ketat kontol ku tetap leluasa mengembang . “ Man ( nama ku Arman ) , tolong pintu nya di tutup saja.. 

Angin nya kencang dan hujan nya besar jadi air nya masuk ” kata Bu Likha . Aku bergegas menutup pintu seperti yang di perintahkan nya.. Tetapi saat aku kembali , posisi Bu Likha sudah berdiri.. Ia melangkah masuk ke ruang dalam rumah nya dan melambai mengajak ku mengikuti nya . Kendati bingung tidak tahu apa yang di maui nya aku mengikuti nya.. Tetapi saat ia masuk ke kamar tidur nya , aku tak berani meneruskan langkah . 

Takut di anggap kurang ajar.. Hanya beberapa saat kemudian , ku dengar Bu Likha kembali memanggil.. “ Jangan berdiri di situ , Sini masuk ” ujar Bu Likha yang hanya menjulurkan kepala dan sebagian tubuh nya dari balik pintu kamar tidur nya . Meski ragu , akhir nya aku melangkah menuju ke kamar nya . Dan yang membuat ku kaget , saat tangan ku baru menyingkap tirai pada pintu kamar nya , 

Bu Likha menarik ku dan langsung menutup pintu serta mengunci nya.. Bahkan Bu Likha telah menanggalkan daster dan celana dalam nya.. Bugil tanpa selembar benang menutupi tubuh nya hingga membuat ku terpana . Mata ku melotot menatapi tubuh Bu Likha yang telanjang.. Rambut sebahu nya yang bila keluar rumah selalu tertutup kerudung dan jilbab lebar di biarkan nya tergerai .

Ku lihat sudah mulai ada beberapa helai uban , Pertanda usia nya sudah tidak muda lagi.. Juga kerutan di dahi dan seputar kelopak mata nya sudah mulai terlihat . Namun tubuh tinggi besar nya masih lumayan mulus dengan tetek nya yang besar menggantung seperti buah pepaya.. Dua puting tetek nya yang juga berukuran besar terlihat mencuat berwarna cokelat kehitaman . 

Perut nya sudah agak membesar dan terlihat guratan-guratan tanda pernah melahirkan dan mungkin faktor usia . Juga nampak lipatan-lipatan kecil di dekat lobang pusar nya dan bagian bawah perut nya , Namun yang membuat ku tak berkedip adalah bagian membusung di selangkangan nya . Tadi nya ku kira memek Bu Likha tertutup oleh jembut panjang yang semrawut . 

Seperti memek wanita yang menjadi pemeran film BF yang pernah ku tonton.. Ternyata tidak , memek Bu Likha di cukur bersih rambut nya . Terlihat gembung dan menggunduk di antara kedua paha nya yang masih lumayan mulus.. Aku jadi gelisah karena kontol ku makin ngaceng , tegak terpacak . Bu Likha yang melihat perubahan tonjolan pada celana ku tersenyum penuh arti . 

“ Dari tadi kamu pingin lihat punya ibu yang ini kan ? Sini naik Man ” ujar nya mengajak ku untuk naik ke tempat tidur nya sambil mengusa-usap memek nya.. Aku tidak segera menyambut ajakan nya karena masih bingung dan tak tahu harus berbuat apa . Satu-satu nya pengalaman seks ku hanya mencium Aminah , teman sekolah di kampung ku sewaktu kelas tiga SMP . 

Di samping melihat adegan bersetubuh dari melihat di film-film BF yang pernah ku tonton.. Sedang kan melihat langsung orang sedang berhubungan seks , secara tidak sengaja aku pernah mengintip pesetubuhan Bu Rasiti tetangga ku di kampung dengan Kang Sarman.. Ia seorang tukang ojek yang suka mengisengi wanita-wanita kesepian dan Bu Rasiti adalah wanita berumur yang sering di tinggal suami nya bekerja di luar daerah .

Namun saat Bu Likha telah duduk di tepian ranjang dan membuka lebar kaki nya , terlalu sulit bagi ku untuk melepaskan kesempatan melihat dari dekat bentuk memek wanita itu . Aku berjongkok tepat di depan Bu Likha yang duduk mengangkang di tepi ranjang.. Kemaluan istri Pak Rokhim ternyata sungguh besar , gembung dan tebal . Namun di bagian yang membelah mendekati lubang nya bentuk nya sudah tidak karuan . 

Bibir memek nya sudah membesar dan kapalan.. Berlipat dan berkerut seperti jenger ayam dengan warna hitam kebiru-biruan , Lubang nya juga sudah terbuka cukup lebar . Seperti nya lebih dari dua senti meter garis tengah nya.. Namun di bagian dalam yang agak basah , warna nya terlihat agak kemerahan . Entah sudah berapa lama memek Bu Likha terakhir di sogok kontol lelaki . 

Sebab sejak mengalami kecelakaan di pastikan Pak Rokhim tidak mampu lagi menunaikan tugas nya di ranjang.. Apa lagi ia juga sudah lama menderita penyakit kencing manis . Karena bulu-bulu jembut yang mulai tumbuh sehabis di cukur , bagian menggunduk memek nya terasa agak kasar saat aku meraba dan mengusap nya . Sesekali ku remas gemas memek tembem nya hingga wanita itu mendesah.. 

Saat jari-jemari ku mulai mengusap bibir kemaluan nya dan mencoba menjelajah ke liang nya , Bu Likha menggelinjang dan memekik tertahan.. “ Sshh.. aahh..aauuww.. kamu naik saja ke sini Man.. Lepaskan pakaian mu , ibu pengen melihat kontol mu ” Bu Likha terpaku saat ku lepas baju ku dan melihat kontol ku tegak terpacak.. Mungkin ia ingin menggenggam atau mengelus batang penis ku . 

Tapi aku langsung naik ke ranjang dan kembali menekuni busungan memek nya.. Kali ini ku usap-usap bibir kemaluan nya.. Termasuk gelambir daging yang menyeruak keluar berwarna hitam kebiru-biruan yang berbentuk mirip jengger ayam . Saat ku sibak kedua gelambir daging di vagina nya itu , di bagian dalam yang berwarna kemerahan ku lihat tonjolan daging di sudut atas.. Apakah ini itil nya ? Ujar ku membathin . 

Tertarik pada tonjolan daging sebesar kacang tanah itu , jari ku menelusup , menyentuh dan mencongkel-congkel perlahan . Ternyata Bu Likha menggelinjang hebat sampai tubuh nya tergetar.. “ Aauuww.. aahh.. sshh.. ya Man itu itil ibu , Enak.. sshh.. aahh.. sshh ” rintih nya tertahan . Tahu kalau itu adalah itil nya , aku jadi tak sabar.. Meski pun ada sedikit bau pesing , ku dekatkan mulut ku dan mulai menjilati bibir kemaluan Bu Likha . 

Ku sapu-sapukan lidah ku ke seputar rongga memek nya yang terbuka.. Bu Likha menjadi kelojotan dan mengerang-erang “ Ah.. aahh.. aakkhh.. enak banget Man , Yaa.. sshhss.. terus Man ya.. aakkhh aakkhh.. oohhkk ” Bu Likha makin terpanggang oleh nafsu nya . Ia menikmati jilatan-jilatan lidah ku di liang sanggama nya.. Sesekali itil nya ku curucupi dengan mulut ku . Saat ku congkel-congkel itil nya dengan lidah ku , 

Bu Likha menekan kepala ku agar wajah ku lebih membenam di selangkangan nya.. Untung nya hujan di luar mengguyur deras dengan suara menggemuruh dan pintu kamar telah terkunci rapat.. Puncak nya , mungkin karena sudah kegatelan , Bu Likha menarik tubuh ku . Saat aku telah berada di atas menindih nya , ia meraih batang kontol ku dan di arahkan ke lubang memek nya . 

Di usap-usapkan nya sebentar di seputar bibir memek nya lalu memerintahkan ku untuk menekan nya.. “ Tekan Man.. aahh.. sshh.. aahh.. masukan kontol mu , Ibu sudah nggak tahan ” Bleeseekk…! " Sekali sentak batang kontol ku amblas melesak masuk ke kedalaman lubang memek nya.. Hangat dan basah , Itu yang ku rasakan pada batang zakar ku . Tetapi nikmat tak terkira dan membuat angan ku melayang jauh ke awang-awang .

Berbeda dengan saat aku mengocok sendiri kontol ku.. Apa lagi dinding-dinding vagina Bu Likha juga terasa berkedut-kedut hingga secara reflek aku mulai memompa , Kontol ku melesak keluar-masuk di lubang memek Bu Likha yang semakin basah oleh lendir yang mulai membanjir entah dari mana datang nya . Bu Likha semakin blingsatan.. Mengerang-erang dan mendesah . 

“ Enak.. Man.. aakhh.. aakhh enak… Ibu sudah lama tidak ngentot , Terus Man.. sshh.. oohkk terus sogok memek ibu ” ujar nya menyemangati ku saat kontol ku terus mengaduk-aduk memek nya . Gairah ku jadi makin terpacu.. Sambil terus menggenjot menancapkan batang kontol ku , tetek besar Bu Likha yang terasa empuk ku remasi . Puting-puting nya ku kulum dan ku hisap.. 

Tindakan ku membuat istri Pak Rokhim makin kesetanan.. Nafas nya mendengus dan memburu . Mungkin karena usia tua nya.. Aku jadi makin merasakan nikmat nya lubang memek Bu Likha saat ia mulai menggoyang-goyangankan pantat nya . Bahkan goyangan nya semakin cepat dan memutar hingga membuat kontol ku serasa di remas dan di perah di kehangatan liang vagina nya . 

Akhir nya aku dan Bu Likha tidak bisa lagi bertahan lebih lama.. Setelah menggoyang-goyang kencang pinggul nya dengan nafas yang kian memburu , Bu Likha mulai mengangkat tinggi-tinggi pantat nya . Saat itu dinding-dinding vagina nya terasa menyedot dan menghisap kontol ku hingga memberi sensasi kenikmatan yang tiada tara.. Tak tahan oleh empotan nya aku memekik dan mendesah.. 

Dengan sekuat tenaga ku tancapkan senjata ku di liang sanggaman Bu Likha.. Saat itu secara bersamaan tubuh kami bergetar hebat dan akhir nya sama-sama ambruk setelah meraih puncak kenikmatan yang ku rasakan . Entah berapa banyak air mani ku yang memancar dan membanjir bagian dalam memek tembem wanita itu . Saat aku terbangun , Bu Likha sudah tidak ada di samping ku.. 

Segelas besar teh panas terlihat terhidang di atas meja di sudut kamar . Aku yang kehausan setelah tenaga ku sempat terkuras langsung mengambil dan menikmati teh hangat manis yang terasa nikmat itu . Tubuh ku terasa menjadi lebih segar setelah menghabiskan teh manis itu lebih dari setengah nya.. “ Sudah bangun ya Man . Ya teh itu sengaja ibu butkan untuk mu ” kata Bu Likha yang tiba-tiba telah ada di dalam kamar . 

Seperti nya ia baru selesai mandi . Harum sabun mandi membaui hidung ku.. Tubuh Bu Likha di balut handuk yang tak mampu menutupi bagian tubuh tinggi besar nya . Sebagian paha nya tampak menyembul karena ujung handuk nya di bagian bawah hanya mampu menutupi bagian kaki nya jauh di atas lutut.. Tetek gede nya juga seperti hendak memberontak dari handuk yang membelit nya . 

Istri Pak Rokhim itu tahu ke mana tatap mata ku tertuju , Ia tersenyum dan melepas handuk yang melilit tubuh nya hingga kembali terpambang tetek dan memek tembem nya . “ Masih penasaran ya lihat punya ibu.. Kamu mandi dulu sana biar seger , nanti ibu kasih yang lebih anak lagi ” ujar nya sambil menyerahkan handuk nya pada ku . Meski masih belum puas menatapi busungan memek nya , ku pikir memang lebih seger setelah mandi . 

Seperti yang di perintah kan nya , aku melangkah ke kamar mandi sambil membawa handuk bekas di pakai Bu Likha.. Di luar hujan masih turun . Nampak nya hujan akan terus mengguyur semalaman , ujar ku membathin . Kalau mungkin , hujan terus mengguyur sampai pagi agar Pak Rokhim tidak mendengar yang kami lakukan dengan istri nya di kamar.. Usai mandi saat aku melintas di dapur , kulihat Bu Likha tengah membuat minuman di dalam gelas . 

“ Pak Rokhim bangun.. Tapi nggak apa-apa , Kamu masuk saja lagi ke kamar ” kata Bu Likha santai . Mengetahu Pak Rokhim sudah bangun sebenar nya agak grogi . Namun melihat Bu Likha sangat santai , seperti tidak ada yang perlu di cemaskan.. Apalagi ku tahu mata Pak Rokhim sudah tidak bisa melihat dan hanya bisa berbaring di tempat tidur karena sakit nya . 

Seperti yang di perintahkan Bu Likha , aku kembali masuk kamar tidur nya.. Permainan babak kedua kembali berlangsung setelah Bu Likha kembali masuk kamar . Kali ini permainan menjadi sangat santai.. Ia meminta ku berbaring dan mulai mencumbu . Cumbuan nya membuat ku merintih tertahan karena ia langsung mengulum kontol ku setelah sebelum nya menjilati dan menyapu-nyapukan lidah nya di sekitar dada ku . 

Bahkan yang membuat aku kelojotan oleh nikmat yang ku rasakan , Bu Likha juga mencerucupi biji-biji pelir ku.. Hispan mulut nya di biji-biji peler ku sungguh menerbitkan nikmat tak terkira . Tak ku sangka wanita yang dalam keseharian sangat sederhana dan sudah memiliki dua orang cucu ini masih ganas dalam urusan ranjang . Aku mengimbangi nya dengan meremasi buah dada nya . 

Tetek nya yang menggantung ku remas-remas dan sesekali ku pilin-pilin pentil nya.. Terkadang bongkahan pantat nya yang ku jadikan sasaran kegemasan ku atau mencolok-colokkan jari ku ke lubang vagina nya . Posisi Bu Likha merangkak membelakangi ku.. Ia terus asyik mengulum dan menghisapi kontol ku serta memain-mainkan biji pelir ku dengan lidah nya.. Sambil menikmati kuluman nya ku pandangi bongkahan pantat besar nya . 

Lubang dubur nya yang kehitaman terlihat sangat rapat dan banyak di tumbuhi bulu-bulu halus . Kontras dengan lubang memek nya yang menganga mirip lorong sebuah gua.. Namun di mata ku terlihat sangat merangsang . Sesekali ku kobel-kobel memek dan itil nya hingga Bu Likha menggeliat.. Tak tahan hanya menikmati kuluman dan jilatan nya , Bu Likha ku minta merubah posisi merangkak di atas tubuh ku . 

Hingga aku bisa ikut mencerucupi lubang memek nya sementara Bu Likha asyik mempermainkan kontol ku dalam mulut nya . Bahkan karena gemas , bukan hanya memek dan itil nya yang ku cucuk cucuk dengan lidah ku.. Tapi lubang dubur nya pun ikut tersapu dan terjilat oleh lidah ku . Dan ternyata , gerakan yang tidak ku sengaja itu malah membuat Bu Likha kelojotan tidak karuan . 

Ia mendengus-dengus dan mengerang-erang , Erangan kenikmatan tentu saja.. Kata Bu Likha , seumur hidup nya baru kali ini merasakan lubang dubur nya di jilat.. “ Maann.. kamu apakan.. aahhkk..sshh oowwhh.. enaakk baangetss , Ahh.. terus jilat Man.. ya.. yaa.. aakhh..” . Erangan dan rintihan Bu Likha sangat keras.. Aku yakin Pak Rokhim yang tidur di bale-bale di ruang tamu mendengar desahan dan erangan nikmat istri nya . 

Antara ruang tamu dan kamar hanya di pisahkan oleh dinding yang terbuat dari bilik bambu.. Tetapi seperti nya Bu Likha tidak peduli . Ia terus saja merintih dan mengerang seiring jilatan-jilatan lidah ku di lubang dubur dan itil nya.. Wajah ku belepotan oleh lendir bercampur ludah yang menetes dari rongga memek Bu Likha karena kemaluan wanita itu tepat berada di atas wajah ku . 

Bahkan sesekali ia membenam kan memek tembem nya ke wajah ku sambil mendengus-dengus dan meremasi sendiri susu nya.. Sampai akhir nya Bu Likha meminta ku untuk menyudahi acara pemanasan setelah dari lubang nikmat nya mengalir cairan yang terasa asin di mulut ku . Enak nya memek istri Pak Rokhim kembali ku rasakan setelah kami memasuki babak persetubuhan . 

Bu Likha meminta ku tetap tiduran telentang.. Sementara ia berdiri dengan kedua kaki berada di antara pinggul ku . Saat ia menurunkan pinggul dan berjongkok , memek nya yang menganga mendekati tonggak daging kontol ku yang tegak terpacak . Aku menjadi tidak sabar untuk segera merasakan hangat nya lubang vagina Bu Likha saat kontol ku membenam dan melesak masuk ke dalam nya . 

Tetapi ia tidak segera melakukan nya.. Ku lihat ia tersenyum dan tangan nya meraih penis ku untuk di gesek-gesekan ke sekitar bibir memek nya . “ Kamau suka memek ibu Man ? Kontol mu ternyata gede ya Man , Enak banget ngentot sama kamu ” , “ Ii.. iiya Bu.. Memek ibu juga enak saya sangat suka , Ayo dong Bu masukan.. aahh.. ahh..” ujar ku tak sabar . Saat ujung penis ku menyentuh bibir kemaluan Bu Likha 

dan akhir nya masuk seluruh nya ke lubang nikmat itu seiring turun nya pantat wanita itu , aku mendesah . Apalagi setelah ia mulai beraksi menggoyang pantat nya maju-mundur.. Sungguh sedap dan nikmat terasa . Bu Likha juga merem-melek . Mungkin sama menahan nikmat akibat sogokan kontol ku di liang sanggama nya . Ujung penis ku terasa menembus menyentuh langit-langit atas lubang vagina wanita itu . 

Aku menikmati nya sambil menatapi tetek nya yang berayun-ayun.. Pasti Mbak Lasmi , anak Bu Likha semasa bayi sering menghisap tetek itu.. Tetek berputing besar yang terlihat mengeras berwarna cokelat kehitaman.. Namun bagaimana pun , ia wanita berumur 53 tahun usia Bu Likha tidak bisa di bilang muda . Tenaga nya menjadi cepat habis.. Maka tak lebih dari 5 menit menggoyang tubuh sudah kepayahan . 

“ Kamu di atas ya Man.. Ibu sudah capai ” ujar nya . Aku mengangguk dan langsung berganti posisi.. Kini Bu Likha benar-benar telah pasrah dalam kenadali ku . Ku kobel-kobel kelentit nya yang membuat nya semakin kelabakan dan ia langsung ku tindih . Ku arahkan kontol ku ke lubang memek nya dan ku tekan.. Maka amblaslah batang ku di lubang memek tembem itu.. Hunjaman kontol ku awal nya perlahan . 

Namun makin lama semakin cepat dan sengaja ku sentak-sentakan.. Bu Likha jadi merintih dan mengerang-erang.. Rintihan dan erangan nya jauh lebih keras . Bahkan kendati terdengar suara batuk suami nya yang menandakan pria itu terbangun , Bu Likha tidak berusaha merendahkan suara nya . Erangan dan rintihan nya bahkan di ikuti kata-kata kotor.. “ Ayo entot ibu Man.. Ahhkk ya.. ya.. 

sshh.. sshh terus.. aah.. terus ya.. Kontol mu mantep banget Man.. aakkhh.. sshh..” Tak sampai sepuluh menit , tubuh Bu Likha menegang dan bergetar hebat . Sambil memekik di peluk nya erat tubuh ku . Dari semburan panas yang ku rasakan di sekitar lubang memek nya aku tahu ia kembali mendapat orgasme nya . “ Ibu keluar Maa.. aakh.. aauuww.. sshh.. aaoohh..” Melihat kenikmatan yang tengah di rasakan istri Pak Rokhim , 

kontol ku makin ku tekan dan ku sodok-sodokan dengan cepat di liang vagina nya.. Maksud nya agar aku dapat segera memperoleh orgasme seperti yang di rasakan nya . Tetapi Bu Likha malah semakin kelojotan dan erangan nya semakin keras.. Aku jadi takut kalau-kalau suami nya semakin curiga hingga kontol ku langsung ku cabut . Sasaran ku berikut nya bukan di lubang memek nya . 

Tetapi ku sodorkan dan ku gesek-gesekan di sekitar mulut nya.. Rupa nya Bu Likha tahu aku ingin segera mendapat orgasme seperti yang baru di nikmati nya.. Hingga meski pun batang kontol ku belepotan air mani ia langsung mengulum dan menghisapi batang zakar ku.. Ia menghisap dengan kuat dan sesekali juga menjilati sekitar dubur ku . Benar-benar nikmat dan membawa ku melambung tinggi.. 

Saat mani ku hendak memancar , aku bukan nya mencabut tetapi malah menjejalkan batang kontol ku ke mulut nya . Hingga saat menyembur , air mani yang keluar tumpah di rongga mulut Bu Likha . Malah sebagian ada yang memancar di seputar wajah dan kelopak mata nya.. Tetapi Bu Likha tidak marah ia malah tersenyum dan memeluk ku saat tubuh ku menggelosoh terkapar di sisi nya .

0 comments:

Posting Komentar